Sharing

Senin, 05 November 2012

Langit Sakura

Langit dan Sakura Part 2

Tibalah saat ketika Sakura harus pergi meninggalkan segala aktifitas sehari - harinya bersama Langit, berat Langit melepas Sakura namun senyuman manis yang terpancar di wajah Sakura membuat Langit merelakan Sakura untuk pergi melanjutkan impian yang telah lama di cita - citakannya.

Stasiun Bandung
"Bubu sayang, hati - hati ya disana jangan nakal inget jangan sampai lupa waktu kamu perlu istirahat, makan jangan lupa ibadah juga" sambil mengelus kepala Sakura
"Y baba, aku g akan lupa kok sama kata - kata baba.. Makasih ya sayang" memeluk Langit
"Bu, janji ya kamu harus pulang lagi bareng lagi sama aku"
"Baba kok ngomongnya gitu si? Aku pasti pulang kok, aku pasti ada lagi kok buat baba"
"Aku cuman berat ngelepas kamu pergi bu"
"Baba, aku g akan kemana - kemana... Aku janji"
"Aku percaya kok bubu sayang"

Bunyi serine kereta memekakkan telinga mereka, membuat Sakura bergegas menaiki kereta yang akan membawanya ke kota Solo, Langit hanya memandang Sakura tanpa ada perlawanan untuk menariknya kembali kepelukannya.

"Sampai ketemu 2 minggu lagi y ba.." ucap Sakura sambil melambaikan tangan dari pintu kereta
"Ya, hati - hati sayang" ucap Langit membalas lambaian tangan Sakura

Lambat laun kereta bergerak menjauh dari stasiun dan bayangannyapun menghilang dari pandangan Langit bunyi serine kerete sudah tak terdengar, stasiun mulai sepi hanya segelintir orang yang masih menunggu jadwal kereta selanjutnya. Entah kenapa ada perasaan yang sangat teramat dalam berat,takut kehilangan, sedih, tak berdaya yang dirasakan Langit namun semua ditepisnya jauh - jauh, Langit menetapkan hati untuk kembali beraktifitas seperti biasanya dan percaya 2 minggu lagi semua kembali normal seperti sebelumnya Langit bersama Sakura menikmati hari - hari bersama.

Kantor dimana Langit bekerja, Langit sedikit terlihat tak bersemangat. Tiba - tiba...
"Langit.." ucap salah seorang sahabatnya
"Eh...." tersadar dari lamunannya
"Loe kenapa? Daritadi gw lihat lesu banget"
"Haha, ngaco loe"
"Cerita aja, gw sobat loe Langit"
"Ga apa - apa.. Oia tadi atasan nyuruh ngapain ya? Lupa gw...."
"Bikin arsip, oia loe di tunggu atasan di ruangannya katanya si ada event tambahan gitu"
"Oh ya... Thanks"
"Langit, loe yakin g apa - apa?"
"Ya..."
"Langit, semuanya bakal normal lagi kok cuman 2 minggu"
"Ya cuman 2 minggu dan semua kembali normal"

Berat langkah Langit menuju ruangan atasannya, namun Langit harus menjalankan semua aktifitasnya sebagai ketua organization event mau tak mau Langit harus tetap fokus dalam pekerjaannya. Lanjut cerita Langit menerima job yang di berikan atasannya dengan pikiran yang dilampiaskan dalam job tersebut Langit melupakan segala hal seakan menghilang dari keluarganya dan keluarga Sakura, jarang pulang lebih memillih pergi clubbing melampiaskan segala hal ke pekerjaannya hingga suatu ketika.

"Woy.. Kalao jalan lihat - lihat"
"Sorry" ucap Langit pelan

Langit tidak menyadari orang yang disenggolnya adalah pencuri. Langit baru menyadari handphonenya hilang setelah berada di apartemenya.
"Handphone? Oh shit...."
Sejenak Langit terdiam dan baru menyadari kalao Handphone yang hilang Handphone sekundernya bukan Handphone yang biasanya digunakannya ketika bersama Sakura.
"Ah.. Thanks GOD sukur bukan Handphone ini yang hilang... Bubu, aku kangen kamu" sambil memandangi wallpaper display handphonenya
Tak sadar Langitpun tertidur.

1 minggu berselang, Langit sudah mulai terbiasa dengan aktifitasnya tanpa adanya Sakura hingga 2 minggupun berlalu Langit lupa dengan semuanya, Langit terlalu fokus dengan job yang dikerjakannya bersama kelompoknya. Langitpun hampir tidak pernah menyalakan laptop ataupiun TV yang ada di apartemennya jangan kedua benda tersebut Handphonenya pun jarang di sentuh. Banyak misscall dan message yang di abaikannya. 3 minggu berlalu, job yang dikerjakan Langit dan kelompoknya berjalan sukses merekapun merayakannya di Cafe Violet cafe dimana Langit sering menghabiskan waktunya bersama Sakura. Sesampainya di Cafe Violet mata Langit langsung tertuju ke satu sudut yang biasa dia tempati bersama Sakura dan disana Sakura menatap Langit sambil tersenyum, tanpa pikir panjang Langit memeluk Sakura.
"Bubu, kamu kemana? Kenapa g ngasih kabar kalao kamu pulang? Kenapa g minta jemput di stasiun? Kenapa g telefon aku?" sambil memeluk erat Sakura
"Ba.... Kamu, kamu bisa lihat aku?"
"Ngomong apa si kamu bu? Aku kangen jangan ngaco deh"
"Ba... Kamu..."
"Udah diem aku kangen kamu bubu"

Ingin rasanya Sakura menceritakan yang sebenarnya bahwa Sakura yang dilihatnya sekarang hanya rohnya saja yang masih belum tenang, masih belum bisa pergi menuju surga. Namun berat rasanya, dan tiba - tiba.
"Langit, loe ngomong sama siapa si? Aneh"
"Apa si loe? Ini Sakura.. Loe g lihat?"
"Sakura? Mana? Ngaco loe... Hallo loe g lagi ngimpi kan?"
"Apaan si loe? Udah ah gw mau balik"
"Terus loe g akan ngumpul bareng kita?"
"G.. Gw mau bareng Sakura"
"Terserah loe deh, aneh loe ngomong sendiri"
"Bodo"

Langit yang mendung kini mulai ceria lagi, menjalani segala aktifitas normal bersama Sakura kekasihnya. Namun dibalik semua itu Langit sedikit merasa aneh dengan sikap Sakura yang berubah.
"Sayang kamu kenapa? Akhir - akhir ini kamu pendiam, kamu sakit?"
"Aku g sakit kok ba"
"Tapi kamu pucet,kamu kenapa sayang?"
"Ba, aku g kenapa - kenapa kok"
"Yakin?"
"Y baba..."
"Bu,jangan pernah pergi lagi ya. Aku g bisa kalao harus pisah lagi, berat rasanya ngejalanin semuanya sendirian tanpa ada kamu"

Sakura hanya terdiam di dalam pelukan hangat Langit, tanpa membalas pelukan Langit. Langit menyadari hal itu namun mengabaikannya. Hari demi akhir berlalu dan hingga suatu hari Sakura menghilang, Langit mengecek setiap sudut apartemennya dan Langitpun mencari setiap tempat yang biasa didatengi bersama Sakura namun tetap Sakura tidak terlihat hingga akhirnya Langit memutuskan untuk pergi kerumah Sakura.

"Permisi..." sapa Langit
"Eh ada Ka Langit, kemana aja kaka?" tanya Puri adik Sakura
"Maaf dek, kaka lagi sibuk banget sama kerjaan kaka lagi banyak job.. Hehehehe...."
"Sosi ih kaka"
"Heheheh... Oia Ka Sakuranya mana?"
"Kaka? Lho Kaka g tau?"
"Apaan de?"

Tiba - tiba ibu Sakura datang..
"Eh nak Langit, kemana saja? Ibu kira nak Langit g akan kerumah lagi"
"Ah mamah, aku pasti kesini rumah ini sudah sepert rumah aku mah"
"Sukurlah kalao begitu, ayo duduk nak ada yang ingin ibu sampaikan"
"Kenapa mah?"
"Mmmhhh... Nak Langit sudah tau tentang kecelakaan kereta 1 bulan yang lalu?"
"Kecelakaan? Kereta? Belum mah, memang kenapa?"
"Eh g apa - apa kok nak, pasti nyari Sakura ya? Sebentar y ibu bangunkan dulu"
"Y mah..."

Lama Langit menunggu, Puri yang tak tega melihat Langit yang berharap akhirnya memberi tahukan yang sebenarnya.
"Kakak..."
"Ya, kenapa de?"
"Kakak, beneran g tau tentang kecelakaan kereta api itu?"
"Lho memang kenapa de?"
"Ka, Kakak sabar ya..."
"Sabar gimana de?"
"Ka Sakura sebenernya udah g ada ka"
"Ngaco kamu de, ngomong apa si? Ka Sakura selama ini bareng sama Kakak cuman dari tadi pagi g kelihatan makanya Kakak kesini siapa tau Ka Sakura udah pulang"
"Kakak, aku g bohong Ka Sakura udah g ada"
"G mungkin de, Kakak bareng sama dia"
"Kakak, terima kenyataan Kak... Ka Sakura udah g ada ikhlasin Ka, biar disana Ka Sakura bisa tenang"
"Ga mungkin , kamu bohongkan de"
"Aku g bohong Ka"
"Mana buktinya?" dengan nada sedikit menahan marah dan tangis

Tanpa bayak basa - basi Puri mengantrkan Langit untuk melihat pusara Sakura,dan di pemakaman.
"Itu Ka, lihat itu puasara Ka Sakura"
Langit hanya terdiam, tertunduk dan terduduk lemas sambil memandangi pusara Sakura pikirannya melayang mengingat - ngingat selama ini dia bersama Sakura mengabaikan omongan orang - orang yang memandang aneh terhadapnya mengebaikan cemooh orang yang meledeknya gila, kini Langit tersadar selama ini Sakura ingin memberitahukannya untuk merelakan Sakura pergi namun selalu ditahan olehnya. Lama Langit tertunduk tiba - tiba Langit melihat Sakura dikejauhan sambil tersenyum.
"Bu.. Bubu"
Sakura hanya tersenyum lambat laun bayangan Sakura pun menghilang diiringi gugurnya bunga sakura dan hembusan angin yang membawa terbang setiap kelopak bunga yang berguguran.
"Sakura, kenapa? Kenapa kamu ngelakuin ini semua?"
"Kakak,sabar ka"
"Puri.. Kenapa kamu g ngasih tau kakak?"
"Aku g tega Kak, satu hari setelah kita diberi kabar kalao kereta Ka Sakura kecelakaan dan ga ada satupun yang selamat aku pingin langsung ngasih tau ke Kakak tapi aku lihat Kakak lagi asik ngegandeng orang tapi aku g lihat orang itu"
Langit terdiam dan memeluk Puri
"De, Kakak g bisa ngejalanin hari - hari kakak tanpa Ka Sakura, Kakak harus gimana de?"
Puri hanya terdiam, dia tau apa yang sedang sirasakan Langit saat itu perasaan yang benar - benar hancur, kenyataan pahit yang harus diterima Langit.
"Kakak sabar ya, ikhlasin Ka Sakura. Aku yakin Ka Sakura sudah tenang disana ka, dia juga pasti ingin lihat Kakak tetap tersenyum buat dia"
"Kakak g bisa tanpa dia de"
"Ikhlasin ka, aku tau g segampang itu tapi kakak harus bisa"

1 tahun kemudian, musim semi tiba bunga - bunga sakura bermekaran. Langit pergi kepemakaman untuk bertemu Sakura menikmati indahnya bunga sakura yang mulai bermekaran.
"Bubu, aku tau kamu disana bahagia begitupun aku disini bahagia. Musim semi sudah datang, artinya aku bisa melihatmu tersenyum indah walau aku g bisa memeluk kamu lagi"
Diiringi bunga sakura yang bemerkaran dan tiupan angin lembut yang mengenai rambut Langit, Langit tau itu bukan sekedar angin. Langit tersenyum sambil melihat ke langit yang tertutup bunga sakura.
"Kematian bukan alasan untuk berhenti mencintaimu bubu, kamu selalu jadi yang terindah untukku bubu"

-The End-

2 komentar:

  1. dari cerita sakura dan langit yang saya baca ini, menurut saya bagus, menarik, namun ada beberapa yang harus diolah kembali ceritanya. dari bagian ketika ditemukannya sakura meninggal perlu diolah kembali agar jalur ceritanya tidak bisa ditebak langsung, sehingga ceritanya bisa lebih menarik lagi. good luck !

    BalasHapus